Home

Jumat, 30 Juli 2010

Hafalan Sholat Delisa

Novel ini novel yang kedua aku baca dari empat novel pinjeman teman mayaku. Dari judulnya aku sudah tau ini novel pasti bercerita tentang hafalan sholat seorang anak kecil. Hm awalnya aku kira ceritanya bakal gitu2 aja. Ternyata yupz benar novel ini bercerita tentang seorang anak kecil yang ingin menghapalkan bacaan solatnya. Tapi ternyata dugaanku yang semula novelnya akan membuatku bosan itu salah. Novel ini dikemas apik oleh Tere-Liye dengan latarbelakang kota Lhok Nga,sebuah kota di Aceh yang saat itu terkena gempa dan tsunami. Berbeda dengan novel pertama yang yang tiap kali aku ingin membaca hingga habis karena kekonyolan aagaban dan keindahan negara2 di Eropa, novel kedua ini ingin cepat2 kuhabiskan karena kisahnya yang mengharukan. Dalam 1 hari aku sudah tamat membaca novel ini disertai dengan keharuan. Tiap lembar demi lembar aku membaca novel ini aku menangis *lebay sih tapi ya ndirilah cewek itu gimana :D* aku menangis karena aku teringat akan bencana tsunami itu sendiri yang begitu hebat. Aku menangis karena aku sedih akan kesepian yang aku alami tak seberapa dengan mereka tapi aku lebih banyak mengeluh. Novel ini sendiri banyak menyindir diriku tentang segalanya, salah satunya adalah ikhlas.

Dikisahkan seorang anak kecil berumur 6 tahun bernama Delisa yang tumbuh dikeluarga yang sangat shalihah dan taat dalam agamanya. Sehari-harinya ia ditemani oleh ummi, kak Fatimah (kakaknya yang pertama),kak zahra yang pendiam, kak aisyah (kembaran kak zahra) yang selalu njahilin delisa setiap saat, dan sahabatnya. Sedangkan ayahnya kerja di luar negeri dan pulang selama 3 bulan sekali. Delisa tumbuh sebagai anak yang riang,baik,banyak bertanya dan pintar. Pada umurnya segitu dia harus menghapalkan bacaan sholat. Umminya berjanji menghadiahkan sebuah kalung untuknya jika ia telah hapal akan bacaan itu. Disini, bermacam cara ia lakukan untuk dapat menghapalkan bacaan sholat. Namun, banyak juga godaan yang ia hadapi seperti keusilan kak aisyah saat ia berusaha menghapalkan. Ia sangat ingin memakai kalung itu apalagi ayahnya menjajikannya sebuah sepeda baru.

Saat yang ditentukan telah tiba. Saatnya setoran hapalan itu ia bacakan di depan kelas. Ia sudah mantap akan bacaannya. Tetapi saat ia maju ke depan, gempa skala 7-8ritcher melanda Aceh namun ia tak gentar akan hal itu. Banyak teman2nya lari keluar kelas sementara ia tetap melanjutkan hapalannya. Ia tak ingin berakhir sebelum semua usai. Ibu guru dan ibunya pun menungguinya di kelas. Saat ia membaca doa sujud, tsunami telah terjadi, meluluhlantakan kota Lhok Nga. Delisa pun terseret arus deras sambil melanjutkan bacaannya namun tak lama setelah itu ia pingsan.

Bagaimana kelanjutan kisah Hafalan Sholat Delisa ini?apakah ia akan selamat dan berhasil menyelesaikan hafalannya sehingga ia bisa mendapatkan hadiah yang telah dijanjikan untuknya?dan bagaimana dengan nasib keluarganya setelah bencana tsunami datang?sepertinya anda harus membaca sendiri kisahnya karena pastinya gak bakal seru kalo udah aku ungkap semua disini :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar